span.fullpost {display:inline;}

Search Engine

23 Mar 2010

Industri Bioskop di AS Terancam Bangkrut


Revolusi DVD


PARA eksekutif top Hollywood dan pemilik bioskop di Amerika Serikat sedang mengalami persoalan serius di bisnis film, Kedua kelompok ini tidak sinkron dalam hal jadwal pemutaran film dan pelepasan DVD di pasaran. Dalam pertemuan ShoWest di Las Vegas yang dimulai Senin lalu, beberapa kasus besar yang mengancam kedua belah pihak pun dibahas. Sebagai contoh film Alice in Wonderlnnd yang baru ditayangkan di bioskop-bioskop seluruh dunia itu tersandung persoalan.

The Walt Disney Co mulai merancang akan meluncurkan film tersebut dalam format DVD di saat film tersebut tengah diputar di bioskop. Para pemilik bioskop kemudian memboikot rencana Walt Disney. Matthew Harrigan, seorang analis film, dalam pertemuan itu mengungkapkan, Walt Disney dan kapital lainnya berusaha memangkas ongkos distribusi dan pemasaran yang nilainya cukup besar.


Jadi, cara amannya dengan memproduksi format DVD untuk film yang sedang diputar. Time Warner melakukan hal serupa. Pasalnya, saat ini ada televisi berformat 3D yang sudah dijual bebas. TV model semacam ini menjadi pesaing berat film-film 3D di bioskop. Peter Guber dari Mandalay Entertainment pun melakukan aksi serupa. "Kami tidak melakukan evolusi. Kami sedang berevolusi. Saya pikir para pemilik bioskop bisa menerimanya," kata Guber memberikan alasan.

Asosiasi pemilik bioskop nasional di Amerika mengeluhkan keputusan radikal itu. Gara-gara gerakan revolusi DVD, bioskop merugi. Data yang dikeluarkan asosiasi tersebut menyebutkan, biasanya bioskop-bioskop besar akan memutar film-film box office selama lima bulan 19 hari sejak 2000.

Namun, keputusan para produser film membuat bioskop kehilangan, jatah putar film selama satu bulan lebih. "Sejak 2009, kami hanya bisa memutar film paling lama 4 bulan 14 hari," kata sebuah sumber. Seperti halnya Alice in Wonderland yang meraih box office sejak diputar perdana 5 Maret lalu yang menghasilkan US$430 juta di seluruh dunia, akan segera berakhir di layar lebar. Gantinya, penonton akan mendapatkan film tersebut dalam format DVD.

Keuntungan para pemilik bioskop pun berkurang. (Reuters/M-3)

0 comments:

Template by:
Free Blog Templates